Rabu, 30 September 2015

Makalah Teknik Evaluasi dan Bentuk Evaluasi

MAKALAH PENGERTIAN TEKNIK EVALUASI DAN BENTUK EVALUASI 








Dosen pengampu: Irfa Waldi 
Di susun oleh: 
hamdani









 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL BATANG KUIS 2015 



 KATA PENGANTAR 

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teknik Evaluasi dan Bentuk Evaluasi”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran. Dan kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang dapat menjadi pertimbangan kami dalam penyusunan makalah selanjutnya. Akhirul Kalam, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Aamiin..







 Batang Kuis, Oktober 2015 Penulis 





 DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
 DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB......................................................................................................................................... I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi................................................................................................................ 3
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi..................................................................................................... 3
C. Pengertian Teknik Evaluasi..................................................................................................... 4
D. Teknik dan Bentuk Evaluasi................................................................................................... 5
E. Prosedur Evaluasi Pembelajaran............................................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 17
B. Saran.................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 19


 BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan dituntut untuk dapat mencetak insan yang bermartabat dan berkualitas, agar dapat meningkatkan taraf hidup bangsa. Berbagai perubahan telah dilakukan dalam dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman. Untuk mengetahui apakah pendidikan yang telah dilaksanakan sudah dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, maka perlu diadakanya suatu evaluasi dalam pendidikan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Untuk keperluan evaluasi diperlukan teknik evaluasi yang bermacam-macam, seperti kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari sekian banyak teknik evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik tes dan nontes. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran teknik evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes. Oleh karena itu, pembahasan evaluasi hasil pembelajaran dengan lebih menekankan pada pemberian nilai terhadap skor hasil tes, juga secara khusus akan membahas pengembangan tes untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes sebagai teknik evaluasi. Untuk melakukan evaluasi maka evaluator harus menguasai teknik evaluasi. Teknik evaluasi adalah metode yang digunakan agar suatu tujuan evaluasi, yaitu menggali informasi tentang peserta didik dapat tercapai. Ada dua macam teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik non tes dan teknik tes.
 
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi ?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3. Apa pengertian teknik evaluasi ?
4. Apa saja teknik dan bentuk evaluasi ?
5. Bagaimana prosedur evaluasi pembelajaran ?
C. Tujuan Dalam tujuan pembahasan makalah ini diharapkan dapat mengetahui dan memahami:
1. Pengertian evaluasi.
2. Tujuan dan fungsi evaluasi.
3. Pengertian teknik evaluasi.
4. Teknik dan bentuk evaluasi.
5. Prosedur evaluasi pembelajaran.


 BAB II 
PEMBAHASAN 



A. Pengertian Evaluasi Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu, pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk penanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Evaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda. Berikut ini arti yang sudah secara luas diterima oleh para guru di lapangan.Evaluasi merupan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Untuk melakukan evaluasi maka evaluator harus menguasai teknik evaluasi. Teknik evaluasi adalah metode yang digunakan agar suatu tujuan evaluasi, yaitu menggali informasi tentang peserta didik dapat tercapai. 
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi 
Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Indikator efektivitas dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian.Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Adapun fungsi evaluasi adalah: 1. Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan. Untuk itu guru perlu melakukan penilaian terhadap prestasi peserta didiknya. 2. Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun kemasyarakat. 3. Menurut didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing. 4. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang, atau kurang. 5. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya. 6. Untuk membantu guru dalam melakukan bimbingan dan seleksi. 
C. Pengertian Teknik Evaluasi 
Istilah teknik dapat diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah teknik evaluasi hasil belajar terkandung arti alat–alat (yang digunakan dalam rangka melakukan) evaluasi hasil belajar.Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar. Dalam konteks evaluasi hasil belajar, dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Dengan teknik tes, maka evaluasi hasil belajar itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan teknik non tes maka evaluasi hasil belajar dilakukan tanpa menguji peserta didik. 
D. Teknik dan Bentuk Evaluasi 
Secara keseluruhan teknik dan bentuk evaluasi dapat digambarkan sebagai berikut: Secara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: teknik tes dan non-tes. 
1. Teknik non tes Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Ada beberapa teknik non tes yaitu: 
A. Wawancara (interview) Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak deberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi. 
B. Pengamatan (observation) Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Ada tiga macam observasi: 1). Observasi partisipan, 2). Observasi sistematik, 3). Observasi eksperimental. 
C. Daftar cekk (check list) Yang dimaksud dengan daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan. 
D. Skala bertingkat Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor atau nilai yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8, digambarkan ditempat yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaran skor 5. 4 5 6 7 8 Biasanya angka-angka yang digunakan diterangkan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi. Dengan demikian maka skala ini dinamakan skala bertingkat. E.Skala sikap Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa ktegori sikap yakni mendukung, menolak, dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus kepada dirinya. Ada tiga komonen sikap yakni kognisi, afeksi, konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan persaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan pada objek tertentu. Bentuk-bentuk tes Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. 1. Tes tertulis Sering disebut pencil test atau paper test. Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian (essay) atau subjektif dan bentuk objektif (objektive). Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban dari siswa secara tertulis. Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok murid pada waktu, tempat, dan untuk soal tertentu. Tes tertulis pada umumnya tidak bisa digunakan secara efektif untuk mengevaluasi keterampilan psikomotorik siswa. Akan tetapi tes tertulis dapat mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan termasuk keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik. a. Tes subjektif Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Berdasarkan tingkat kebebasan tigkat peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu tes uraian bebas atau uraian terbuka ( extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). 
1). Tes uraian bebas (extended response test) Merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Contoh ; jelaskan alasan mengapa sistem ekonomi yang dianut suatu negara berbeda-beda. Peserta ujian diberi kebebasan untuk menjawab menurut gaya bahasa dan gaya kognitifnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan mengingat mereka. Dengan demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam soal ujian tipe seperti ini. Bentuk soal seperti ini baik untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan aplikasi, analisis, evaluasi dan kreativitas. 
2). Tes uraian terbatas (restricted response test) Merupakan bentuk tes yang memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada para peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup format, isi dan ruang ligkup jawaban. Walaupun kalimat jawaban peserta didik beranekaragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya. Ada beberapa ragam tes uraian terbatas antara lain ragam tes melengkapi dan tes jawaban singkat. • Tipe jawaban melengkapi Yaitu butir soal yang memerintahkan kepeda peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan suatu frasa, angka atau satu formula. • Tipe jawaban singkat Yaitu bentuk soal yang berbentuk pertenyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frase, satu angka dan satu formula. Untuk mengoreksi tes essai ada tiga cara yang dapat digunakan, yaitu: • Whole method, yaitu metode per nomor, • Separated method, yaitu metode per lembar, • Cross method, yaitu metode bersilang. b. Tes Objektif Yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta didik. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 dan 10. Disebut objetif karena penilaiannya objektif. Siapaun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Secara umum ada empat bentuk tes objektif, yaitu: 1. Tipe benar salah (True-false test) Adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah. 2. Tipe pilihan ganda (multiple choice) Soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Bentuk tes pilihan ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pernyataan yang belum sempurna yang disebut stem. Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat yang disebut option. Terdapat beberapa variasi atau modifikasi dari tes pilihan ganda, yaitu: a). Pilihan ganda analisis hubungan antar hal Yaitu terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan oleh kata “sebab”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antaara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat. b). Pilihan ganda analisis kasus Yaitu peserta tes dihadapkan pada suatu kasus yang disajikan dalam bentuk cerita, peristiwa atau sejenisnya.kemudian diajukan pertanyaan dalam bentuk melengkapi pilihan. c). Pilihan ganda asosiasi Struktur soalnya sama dengan melengkapi pilihan. Perbedaanya adalah kalau pada melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang paling benar atau paling benar tapi pada melngkapi berganda justru jawaban yang benar lebih dari satu, bisa 2,3,4. d). Pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel dan sebagainya Bentuk soal ini mirip dengan analisis kasus., baik struktur maupun pola pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus daam bentuk cerita atau peristiwa tetapi dalam diagram, gambar, grafik maupun tabel. e). Distracters, yaitu option yang bukan merupakan jawaban yang benar. 3. Tipe menjodohkan (matching) Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk tes menjodohkan (matching test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal menjodohkan ditulis dalam dua kelompok yaitu pernyataan atau stem dan kelompok jawaban. 4.Jawaban singkat (sort answer) dan melengkapi (completion) Tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. 2. Tes Lisan (Oral Test) Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan. 3. Tes perbuatan atau tindakan (performance test) Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.” Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar. Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah (1) satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan (2) sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetauhan teori dan keterampilan praktik (3) dalam pemggunaannya tidak mungkin peserta didik akan mencontek (4) guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik. Adapun kelemahannya adalah (1) memakan waktu yang lama (2) dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar (3) cepat membosankan (4) membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.[17] Ditinjau dari segi penyusunannya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a). Tes buatan guru (teacher made-test) Yaitu tes yang telah disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkast penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah disampaikan guru. Untuk itu guru harus membuat soal secara logis dan rasional mengenai pokok-pokok materi. b). Tes yang telah distandarkan (standardised test) Yaitu tes yang telah mengalami proses standarisasi yakni proses validasi dan keadaan(reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut jika digunakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain merupakan alat yang jitu karena telah mengalami try-out dan perbaikan.dan suatu tes disebut andal atau dapat dipercaya jika tes tersebut menunjukkan ketelitian pengukuran. Ketelitian itu berlaku untuk setiap orang yang sama. Jika tes itu andal maka skor hasil tes yang dibuat murid itu tetap sama. Berdasarkan jumlah peserta didik tes hasil belajar ada dua macam, yaitu: a. Tes perseorangan, yaitu tes yang dilakukan secara perorangan. Guru akan berhadapan dengan seorang peserta didik. b. Tes kelompok, yaitu tes yang diadakan secara kelompok. Guru akan dihadapkan pada sekelompok peserta didik. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa terdapat tiga macam tes, yaitu: a. Tes diagnostik Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Secara umum tes ini disebut penjajakan masuk atau dalam istilah inggris entering behaviour test. Ini dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan pengetahuan dasar untuk dapat menerima pengetahuan lanjutannya. Oleh karena itu tes ini juga disebut prasyarat tes atau pre request test. Tes ini juga berfungsi sebagai tes penempatan (placement test). b. Tes formatif Dari arti kata form yang merupakan dasar istilah formatif maka evaluasi formatf dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-testatau tes akhir program. c. Tes sumatif Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sekelompok program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester. E. Prosedur Evaluasi Pembelajaran Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi, yaitu: 1. Membuat perencanaan evaluasi Perencanaan evaluasi dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat lebih maksimal. Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara menyeluruh. Perencanaan evaluasi dilakukan untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul di luar program, praktik, atau kebijakan yang di teliti. a. Menyusun Kisi-Kisi. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang berfungsi sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda. Kisi-kisi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen (soal) dengan persyaratan : a. Representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan di nilai. b. Komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami. c. Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang diterapkan. Manfaat dari indikator dalam kisi-kisi adalah: 1. Dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat, sesuai dengan kompetensi yang telah di tetapkan. 2. Sebagai pedoman dan pegangan untuk menyusun soal atau isntrumen penilaian lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah di tetapkan. Dalam menyusun kisi-kisi harus memperhatikan domain hasil belajar yang akan diukur dengan sistematika : a. aspek recall, yang berkenaan dengan aspek-aspek pengetahuan tentang istilah-istilah, definisi, fakta, konsep, metode dan prinsip-prinsip. b. aspek komprehensif, yaitu berkenaan dengan kemampuan-kemampuan antara lain: menjelaskan, menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan fakta (grafik, diagram, tabel, dan lain-lain), mentransfer pernyataan dari suatu bentuk ke dalam bentuk lain (pernyataan verbal ke non-verbal atau dari verbal ke dalam bentuk rumus), memprakirakan akibat atau konsekuensi logis dari suatu situasi. c. aspek aplikasi yang meliputi kemampuan-kemampuan antara lain: menerapkan hukum/prinsip/teori dalam suasana sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat (grafik, diagram dan lain-lain), mendemonstrasikan penggunaan suatu metode, prosedur dan lain-lain. b. Uji Coba Jika soal dan perangkatnya sudah disusun dengan baik, maka perlu diuji cobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. 2. Pelaksanaan evaluasi Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dengan kata lain tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data dan sebagainya, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan : a. Non-tes yang dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, pendapat terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen yang digunakan: (1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman wawancara; (4) skala sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating scale; (8) anecdotal records; (9) sosiometri; (10) home visit b. Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi menggunakan bentuk tes pensil dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian kinerja (performance), memberikan tugas atau proyek dan menganalisis hasil kerja dalam bentuk portofolio. 3. Pengolahan data Setelah data kita kumpulkan, baik data itu dari kita langsung yang mengadakan kegiatang evaluasi maupun dari orang lain yang melakukan evaluasi orang yang kita maksud, data tersebut harus kita olah. Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna kepada test mengenai kualitas hasil pekerjaannya. 4. Penafsiran hasil evaluasi Memberikan penafsiran maksudnya adalah membuat pernyataan mengenai hasil pengolahan data. Penafsiran yang dilakukan terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Ada dua jenis penafsiran data, yaitu: a. Penafsiran kelompok yaitu penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi yang meliputi prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap pendidik dan materi yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuannya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok dan untuk menggandakan perbandingan antar kelompok. b. Penafsiran individual yaitu penafsiran yang hanya dilakukan secara perseorangan diantaranya bimbingan dan penyuluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dengan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai taraf kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada kesulitan atau tidak. 5. Laporan Semua kegiatan dan hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti kepala pimpinan atau kepala sekolah, pemerintah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang dicapai peserta didik dapat diketahui oleh berbagai pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya. Disamping itu, laporan juga penting bagi peserta didik itu sendiri agar ia mengetahui kemampuan yang dimilikinya, dan atas dasar itu ia menentukan kemana arah yang harus ditempuhnya serta apa yang harus dilakukannya. 

BAB III PENUTUP 

A. Kesimpulan Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar Teknik evaluasi ada dua macam yaitu teknik tes dan non tes. Teknik non tes adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik. Sedangkan teknik tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh test, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta didik. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Ditinjau dari segi penyusunannya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Tes buatan guru (teacher made-test) dan Tes yang telah distandarkan (standardised test). Berdasarkan jumlah peserta didik tes hasil belajar ada dua macam, yaitu: Tes perseorangan dan tes perkelompok. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa terdapat tiga macam tes, yaitu: tes diagnostik, formatif dan sumatif. Prosedur evaluasi penbelajaran diantaranya: 
1. Membuat perencanaan evaluasi a) Menyusun kisi-kisi b) Uji coba 
2. Pelaksanaan evaluasi 
3. Pengolahan data 
4. Penafsiran hasil evaluasi 
5. Laporan 
B. Saran Kita sebagai calon guru, berperan dalam melahirkan generasi yang berkualitas. Seorang pendidik harus cermat dan akurat dalam melakukan. Demikian makalah ini dibuat dengan kemampuan pengetahuan penulis yang serba terbatas ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini




 DAFTAR PUSTAKA 

 Arifin, Zainal.2012.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosda Karya Arifin, Zainal.2010.Evaluasi Pembelajaran (Teori dan Praktik),Bandung:UPI Arikunto,Suharsimi.2010.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara Daryanto.2007.Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudijono, Anas.2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sukardi.2008.Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.Jakarta Timur: Bumi Aksara Widoyoko,S.Eko Putra. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar Zainal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Teori dan Praktik).Bandung:UPI

1 komentar:

  1. king of casino - Shootercasino
    The King 제왕 카지노 of Casino in Las Vegas - Play at the finest casino gaming experience 바카라 사이트 in Las Vegas! Featuring slots, table games, and more. Rating: 4.3 · 샌즈카지노 ‎3 reviews · ‎$100

    BalasHapus